Jumat, 03 Juli 2020

Fanfiction [SF9] ー Around Farewell ¬ Chap. 05


Cast :
OC’s Shim Seungmi | SF9’s (Kim InseongBaek Zuho, Lee Dawon) | Slight OC’s & SF9’s Member

Genre:Romance | School Life | Hurt | Family

Author's NoteBudayakan Vote sebelum bacatinggalkan jejak dengan Komentarrespon, saran, maupun kritik. Author cuman minjem nama Cast, untuk cerita murni dari imajinasi Author. Bila ada kesamaan cerita mungkin hanya kebetulanJangan mengkopi sebagian atau kesuluruhan ceritaIntinya; Don’t Copy Story!
Happy Reading!


“Sengmi-ya!”
Oh, oke. Adegan drama antara Inseong yang tiba-tiba berkata aneh dan Seungmi yang menganga tak percaya dengan apa yang dikatakan pangeran sekolahnya itu terpotong oleh kedatangan seorang Lee Dawon membuat Seungmi beringsut dan bersembunyi dibalik punggung Inseong.
Inseong menatap Dawon dengan aura permusuhan, bagaimana tidak? Seungmi langsung menghindar dan bergeser kebelangkang Inseong.“Kau Siapa?” Tanya Inseong tegas dan mencoba menyembunyikan Seungmi.
Dawon menggeretakan giginya kesal melihat tingkah pangeran sekolah satu ini. Akhir-akhir ini terlalu banyak yang ikut campur dengan masalahnya dan Seungmi. “Kau yang siapa?!” Bentak Dawon dan menarik tangan Seungmi meski beberapa kali terhalangi oleh Inseong, namun akhirnya ia berhasil meraihnya. Kini Seungmi berada di depan dawon dan membelakangi Inseong.
Sengmu melepas cengkraman tangan Dawon, ouh itu terasa perih. Sungguh. “Dawon-ah, sakit” Rintih Seungmi memegang pergelangan tangannya, ya ampun sejak kapan Dawon menjadi kasar seperti ini? Seungmi menatap Dawon putus asa dan kecewa.
Melihat itu Dawon terkejut, oke dia memang sedikit berbeda dengan Dawon yang biasanya. Karena saat ini Dawon merasa khawatir dan marah pada Seungmi, tapi sebenarnya ia sadar tidak seharusnya dia berlaku kasar pada Seungmi. “Maaf” Gumam Dawon kemudian mengusap pelan tangan Seungmi dengan kedua tangannya penuh penyesalan dan rasa khawatir, tentu Dawon adalah orang yang ingin melindungi Seungmi bukan menyakitinya.
Selalu seperti ini, padahal Seungmi yang salah tapi Dawon selalu saja meminta maaf lebih dulu itu membuat Seungmi semakin merasa bersalah. Sungguh sebenarnya Seungmi tidak berniat berbohong pada Dawon. “Aku juga maaf” Balas Seungmi sembari menundukan kepalanya, dalam pikiran Seungmi saat ini hanya dipenuhi dengan rutukan untuk dirinya sendiri –gadis bodoh!- ya, Seungmi merasa sangat bodoh menyianyiakan seorang sahabat baik seperti Dawon.
Sementara Inseong? Tentu ia merasa kesal dengan adegan yang terjadi dihadapannya. Menatap Dawon tak suka ditambah saat Dawon mengusap pelan tangan halus milik Seungmi. Inseong bahkan belum pernah menyentuhnya, oh walaupun waktu itu Seungmi sempat menepuk pundaknya.
Dawon menghela napas singkat, tindakannya kali ini mungkin sudah membuat seungmi takut. “Baiklah, aku akan kesini lagi saat pulang sekolah. Sekali lagi maaf. Kau bisa menenangkan diri dulu” Gumam Dawon dan mengusap pelan puncak kepala Seungmi lalu berpamitan.
Dan lagi, Inseong merasa panas dengan adegan yang baru saja terjadi di hadapannya. Sebenarnya apa yang mereka bicarakan? Sungguh Inseong sama sekali tidak mengerti.
.
.
Chani terdiam. “Oh, tidak. Aku tidak boleh merepotkan Hyung” Gumam Chani pada dirinya sendiri. Chani menghela napas singkat. “Baiklah jika kalian tidak percaya. Kalian bisa menunggu. Emm. Satu atau dua minggu lagi. Gadis yang kalian rebutkan akan menjadi milik orang lain.” Ujar Chani tegas, bukan berniat menasehati atau mengancam. Chani hanya memberitahukan. Ya, semoga mereka tak menyesal dikemudian hari.
.
.
“Pergilah. Aku akan menunggumu” Ucap Inseong pelan namun masih terdengar jelas oleh Seungmi. Membuat gadis kecil itu membulatkan matanya kaget dan sedikit merona.
.
.

Bel istirahat berbunyi untuk kali kedua, dan kesempatan itu Zuho gunakan untuk menegur Dawon sebelum ia menghilang seperti pada jam istirahat pertama. Zuho menghampiri tempat Dawon terduduk. “Yak, Lee Dawon. Kau tahu Seungmi sudah pindah rumah?” Tanya Zuho kasar, ia bahkan menendang kursi tempat dawon duduk.
Dawon bergeming, ia masih terpikirkan kejadian tadi dan berusaha merangkai kata agar ia tak berbuat salah lagi di dpean Seungmi nanti. Ia tak mau Seungmi bersedih lagi. “Diamlah kau berandal, aku tidak ada niat untuk berkelahi” Dengus Dawon kasar tanpa melirik kearah Zuho.
Kepalan tangan melayang dan mendarat tepat di pipi kiri Dawon. Zuho marah. “Yak! Kau! Brengsek! Kau pikir karena kau masih dekat dengan Seungmi itu segalanya? Yang ia cintai itu aku!” Zuho meledak. Ia tak tahan dengan tingkah Dawon yang seolah dia satu-satunya orang yang dipercayai Seungmi.
Zuho mencengkram kerah Dawon dan menariknya membuat Dawon sedikit tercekik. Tatapan tajam Zuho terus menghujani Dawon yang membalas dengan tatapan malas dan datar.
Dawon berkedip malas. Sekarang ia tahu kenapa Seungmi memilih untuk berpisah dengan Zuho. “Ya, Seungmi memang mencintaimu. Tapi itu dulu” Balas Dawon dengan nada ketus.
Mereka teman, mereka sahabat. Sampai akhirnya Zuho memilih untuk menyakiti Seungmi dan Dawon tak bisa diam dengan itu. Sekarang mereka musuh hanya karena sebuah perasaan fana pada seorang gadis bernama Seungmi.
Zuho kembali melayangkan tinjunya. “Dasar pendek! Memang apa yang kau tahu tentang Seungmi?” Runtunan tinju yang menghantam wajah Dawon, membuat pria dengan tinggi dibawah Zuho itu sedikit lebam dan berdarah.
Dawon bukan lemah, ia hanya membiarkan makhluk merah tempramental di hadapannya itu. Dawon tak mau berkelahi. Dawon mengangkat ujung bibirnya seolah meremehkan pukulan Zuho dan mentertawakan kebodohan anak kecil yang sedang marah di hadapannya. “Lalu kau?! Apa yang kau tahu tentang Seungmi? Kau bahkan memutuskannya tanpa tahu penderitaan yang sedang ia alami.”
Zuho mendesis dan bersiap meluncurkan tinjunya lagi sampai sebuah teguran dengan suara Baritone khas terdengar. “Hey! Kalian! Berhenti beragumen tidak jelas dan mengganggu ketenangan kelas.” Dari Chani. Si Ketua kelas.
Chani menatap tak percaya dua orang remaja dihadapannya yang bertengkar seperti anak kecil. Chani bedecak singkat. “Kalian ini anak kecil apa? Bertengkar hanya karena seorang gadis? Tidak pernahkah terpikir? Sementara kalian bercekcok tak jelas disini bisa saja dia menemukan pria yang lebih baik di luar sana.” Ceramah singkat dari seorang Kang Chani membuat Zuho dan Dawon terdiam beberapa detik namun hanya beberapa detik.
Dawon dan Zuho terkikik menahan tawa. Memang benar Chani adalah ketua kelas tapi dia hanyalah bocah ingusan yang terlalu cepat masuk sekolah. Bahkan ia lahir di awal tahun, artinya seharusnya ia masih anak culun yang duduk di bangku SMP.
Dawon berusaha menenangkan diri dan sedikit menjauh dari Zuho, ia menghampiri Chani. “Dek, kamu udah minum susu belum? Kalau belum nanti Hyung belikan oke!” Gurau Dawon dan sedikit menyenggol tubuh Chani. Kelakuan Dawon barusanpun mengundang tawa dari seorang Zuho yang bahkan beberapa menit yang lalu sangat bernafsu untuk memukul Dawon.
Chani mendelik tak suka, ia selalu saja diremehkan hanya karena masalah umur. Zuho yang tak bisa menahan tawa akhirnya malah mengejek Chani kecil di hadapannya. “Kau itu hanya bocah ingusan yang baru lahir kemarin sore. Jangan ikut campur urusan orang dewasa. Dasar bodoh!” Menusuk. Memang Zuho tidak bisa berbicara halus dan kata-kata itu membuat Chani semakin mendidih, niat awalnya untuk menghentikan mereka mungkin akan berakhir dengan ia menjadi salah satu pelaku.
Inseong berdiri di samping pintu kelas, ia menunggu Seungmi. Ingin meminta sedikit penjelasan untuk kejadian tadi pagi.
“Mau pulang?” Tanya Inseong tepat setelah Seungmi muncul di hadapannya. Seungmi menggeleng pelan. “Aku akan menemmui Dawon” Jawab Seungmi dan mencoba berlalu tapi tangan Inseong berhasil menahannya.
Seungmi menatap kedua sepatunya di bawah. Ia tak mau beradu tatap dengan Inseong setelah kejadian tadi pagi dan itu bukan hanya satu tapi dua masalah! Sungguh Seungmi sangat malu menunjukan sisi seperti itu di hadapan Inseong.
Helaan napas Inseong terdengar oleh Seungmi. “Baiklah. Aku tidak akan menahanmu. Aku tahu, aku bukan siapa-siapamu. Tapi sungguh, aku sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi padamu dan pria bernama Dawon itu. Setahuku mantan pacarmu bernama Zuho, bukan Dawon” Pinta Inseong dan membalikan badan Seungmi menuju lorong kemudian mendorongnya pelan.
Seungmi melangkah ragu kearah Dawon yang kini duduk di ayunan taman. Dawon menoleh kearah Seungmi dengan senyuman rekah membuat gadis itu merasa lega dan ikut tersenyum.
“Maaf. Lama menunggu?” Ujar Seungmi dengan senyuman, tentu senyuman Dawon bagaikan virus yang tak terelakkan Seungmi takan mampu menolaknya. Dawon terkikik pelan dan mengacak rambut Seungmi.
“Aku sudah biasa menunggumu kok” Jawab Dawon dengan senyuman yang tak pudar.
Seungmi terdiam, ia tahu. Tentu Dawon selalu ada untuknya kapanpun dalam situasi apapun, tapi Seungmi dengan bodohnya berbohong pada Dawon meskipun tahu Dawon adalah salah satu orang yang mungkin bisa memberi solusi dan menghiburnya. Bahkan Seungmi tahu, Dawon selalu setia menunggunya.
“Hey! Kenapa jadi murung lagi. Kau jelek saat murung seperti itu” Dawon menepuk pundak Seungmi tanpa ragu. Dan tertawa didetik selanjutnya.
“Oh ya, kau tahu Kang Chani?” Mengalihkan pembicaraan, jangan salah itu adalah satu dari sekian keahlian seorang Dawon.
“Tentu, anak jenius itu kan? Dia lebih muda dua tahun” Jawab Seungmi. Tentu, ia tahu Chani, anak ayam satu itu sama terkenalnya dengan pangeran sekolah; Inseong. Dawon mengangguk mendengarnya. “Lebih tepatnya anak ayam polos yang sok tahu” Gerutu Dawon dengan ekspresi aneh, membuat Seungmi terbahak.
“Maksudmu?”
“Sudahlah. Dia hanya anak kecil.” Oke, Dawon mengalihkan pembicaraan lagi.
“Jadi, apa kau siap membuat pengakuan?” Ujar Dawon dengan Membusungkan dada membuat tawa Seungmi semakin menjadi. “Pft. Memangnya aku akan melakukan semacam pengakuan dosa padamu?” Elak Seungmi. Dawon mendesah, dan mengkrucutkan bibirnya berlagak seolah dia sedang marah.
“Kenapa berpikir seperti itu? Padahal kukira kau akan melakukan pengakuan cinta padaku” Ujar Dawon kemudian membentuk hati dengan kedua tangannya dan jarinya secara bergantian membuat tawa Seungmi semakin menjadi.
“Ahahaha. Jangan bermimpi Lee Dawon” Ujar Seungmi dengan nada meremehkan.“Aku tak mau menyakitmu” Lanjutnya. Nada bicara Seungmi berubah, ia sedikit menundukan kepalanya lagi. “Dasar bodoh!” Gerutu Dawon dan menepuk pelan pundak Seungmi.
“Baiklah. Lagipula aku tak mau sakit hati karenamu. Nanti aku malah membencimu” Tambah Dawon dan mendorong cukup keras kepala Seungmi dan terbahak di detik selanjutnya. “Keterlaluan” Geram Seungmi sembari menusap pelan belakang kepalanya.

~ Bersambung ~

Haiii Hooo!!!
Teman-teman, sedikit pemberitahuan; Cerita ini telah diupload oleh saya di Wattpad pribadi (bisa cek di tautan tersedia), alasan mengunggah ulang di blog ini adalah untuk semacam dokumentasi (?) entahlah, intinya seperti itu. 

Ke depannya saya akan mengupload di dua tempat (Wattpad dan Blogspot) silakan kunjungi Wattpad untuk menemukan lebih banyak cerita.
Terima Kasih.
Jangan lupa Like dan Komen!



Untuk Berinteraksi dengan saya, silakan kunjungi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mau berinteraksi tapi malu? Coba aja dulu!

Fanfiction [SF9] ー Around Farewell ¬ Chap. 10

Cast : OC’s Shim  Seungmi  |  SF9 ’s (Kim  Inseong ,  Baek   Zuho , Lee  Dawon ) | Slight OC’s &  SF9 ’s Member Genre: Romance ...