Minggu, 28 Juli 2019

Fanfiction [SF9] ー Around Farewell ¬ Chap. 01

Cast : 
OC's Shim Seungmi | SF9's (Kim InseongBaek Zuho, Lee Dawon) | Slight OC's & SF9's Member
Genre : 
Romance | School Life | Hurt | Family
Author Note :
Budayakan Like sebelum baca dan setelah baca tinggalkan jejak dengan Komentarrespon, saran, maupun kritik. Author cuman minjem nama Cast, untuk cerita murni dari imajinasi Author. Bila ada kesamaan cerita mungkin hanya kebetulan. Don't Copy Story!
Happy Reading!
Gadis berambut panjang hitam lurus yang hampir menyentuh pinggangnya itu terus berkutat dengan buku yang ada dihadapannya, entah apa yang sedang ia catat atau coret tidak jelas karena sekarang bukanlah jam pelajaran bahkan ada beberapa murid yang masih berada di kantin dan lainnya yang sibuk berbincang dengan teman sebangku ataupun sekelas.
"Kim Inseong?!" Seru gadis berambut setungkuk yang mencoba mencuri lihat catatan gadis berambut panjang itu, membuat si empunya nama Kim Inseong menoleh bingung karena namanya di sebut.
Si gadis berambut panjang spontan tersenyum kikuk kearah Inseong yang menatapnya yang kini menutup paksa mulut temanya.
"Maaf" Gumam gadis itu pada Inseong yang disambut senyum ramah dari si empunya nama, membuat gadis dengan pipi tambun itu sedikit terdiam terpesona oleh senyuman singkatdari seorang Kim Inseong.
"Kenapa kau berteriak?!" Jerit gadis itu tertahan pada teman karibnya.
"Kau menyukai Kim Inseong?" Tanya sang teman tanpa memperdulikan tatapan tak terima yang dilayangkan padanya.
"Itu bukan urusanmu, Kim Hana!" Bisik Gadis itu penuh penekanan dan merebut buku catatannya yang ada di tangan Hana.
"Oho! Shim Seungmi! Kau selingkuh dari Zuho?" Tuduh Hana pada Seungmi dengan telunjuknya yang kini berada di depan hidung Seungmi.
"Oh Hey! Jangan menuduh sembarangan. Aku dan Zuho sudah lama berakhir" Dengus Seungmi pelan dan kembali berkutat dengan catatannya atau lebih tepatnya mencoret-coret nama seorang Kim Inseong disana yang mengundang tatapan heran dari Hana sang sahabat.
"Hah? Sejak kapan? Kenapa aku tidak tahu?" Nada bingung tentu jelas terdengar dari Hana, Seungmi dan Hana sudah berteman sejak SD. Semua kegiatan Seungmi tak ada yang tidak diketahui oleh Hana, begitupun sebaliknya. Bahkan Hana tahu bagaimana awal cerita cinta Seorang Shim Seungmi dan Baek Zuho.
Seungmi melirik malas kearah Hana.
"Tiga bulan, dan itu cukup lama. Diam dan duduk, sebentar lagi Min Ssaem masuk" Ujar Seungmi dan kembali menenggelamkan diri dalam kesibukannya -mencoret nama Kim Inseong di bukunya-
.
.
.

"Seungmi-ya" Seru Zuho pada gadis yang kini masih saja terdiam duduk di halte bus tanpa memperdulikan keberadaan Zuho.
"Seungmi-ya, kumohon berbicaralah padaku. Katakan apa salahku?!" Ujar Zuho dengan suara khasnyaa dan mencoba utuk duduk disamping Seungmi, dan gadis itu malah mencoba untuk menjauhi Zuho.
Zuho mencoba untuk meraih tangan Seungmi, namun gadis itu menepisnya dengan cepat dan membuang wajah seolah tak mau bertatap dengan Zuho barang sedetikpun.
"Shim Seungmi. Bukankah kau yang bilang, meskipun berpisah kita tidak akan menjadi orang asing?" Tanya Zuho dengan nada yang sedikit ia naikkan membuat Seungmi terperanjat kaget.
"Bukan aku yang meminta untuk berpisah. Kau yang memulai dan kau yang mengakhirinya. Aku tidak pernah diberi kesempatan untuk berbicara, jadi biarlah aku diam untuk selamanya" Gumam Seungmi pelan dan segera berlalu karena bus yang ia tunggu sudah datang.
Zuho yang tak bisa mengelak akan pernyataan Seungmi hanya bisa berdiam dan menatap punggung Seungmi yang menjauh.
.
.
.

Shim Seungmi, gadis 18 tahun biasa. Kini ia menginjak kelas 2 SMA yang mempunyai masalah tersendiri. Dua tahun ia menjalin hubungan asmara dengan seorang Baek Zuho, anak berandalan yang sulit untuk diatur dan hubungan itu kandas tiga bulan yang lalu.
Seungmi terduduk di kursi penumpang bus dan menghela napas dalam.
"Kenapa juga aku bisa jatuh cinta pada orang seperti dia" Gumam Seungmi sembari memasang earphone di telinganya.
Beberapa menit perjalanan akhirnya Seungmi sampai tujuan, rumah kecil yang kini menjadi naunganya bersama kedua orangtua dan dua orang adik laki-lakinya.
"Aku pulang!" Seru Seungmi dan hanya mendapati dua adiknya yang baru berusia 7 tahun dan 10 tahun.
"Noona! Apa kau membawa makanan enak?!" Seru si bungsu langsung menggeledah isi tas Seungmi.
"Dongsoo-ya, Noona tidak punya uang untuk membeli makanan enak. Makan saja apa yang ada! Mana Eomma dan Appa?" Seru Seungmi dan mengacak pelan puncak kepala Dongsoo si bungsu yang kini mulai merengek.
"Appa sedang mencari pekerjaan. Dan Eomma sibuk jadi belum pulang" Jawab Seungjoon yang sedang duduk.

Ya, sekitar 4 bulan yang lalu perusahaan yang dikelola sang ayah mengalami penurunan dan rumah merekapun berakhir harus disita, sementara sang ibu yang bekerja sebagai pedagang kecil kini mulai menjadi tulang punggung keluarga.
Kondisi keluarga Seungmi memang sedang tidak baik, mungkin itu salah-satu alasan ia tidak menolak saat Zuho meminta untuk putus, karena ia bahkan tidak punya waktu untuk mengurus seorang Baek Zuho yang nakalnya minta ampun meskipun saat itu Seungmi begitu mencintai Zuho entahlah untuk alasannya, Seungmi pun tak tahu.
"Noona, kau putus dengan Zuho Hyung?" Tanya Seungjoon pada Seungmi yang membuat gadis itu membulat kaget.
"Oh, Hey! Darimana kau belajar kata seperti itu!" Seru Seungmi tidak terima, adiknya itu baru berusia 10 tahun.
"Habis, Zuho Hyung akhir-akhir ini jarang berkunjung. Apa dia tahu keluarga kita bangkrut?" Sambung Seungjoon membuat pelipis Seungmi berdenyut pusing. Dari mana anak kecil seperti Seungjoon belajar kata yang tidak begitu pantas untuk umurnya yang baru 10 tahun?
"Dia sedang sibuk. Jangan bertanya hal aneh-aneh, Joon-ah. Cepatlah tidur dan temani Dongsoo, ini sudah malam!" Seru Seungmi karena memang beberapa jam yang lalu Dongsoo sudah beranjak utnuk tidur namun ia terus merengek karena sang kakak tidak menemaninya ditambah banyaknya nyamuk nakal yang mungkin menggigitnya.
"Baiklah" Dengus Seungjoon dan beranjak menuju kamarnya dan Dongsoo, ya saat ini hanya Seungmi yang menghuni kamar sendirian karena rumah yang mereka tempati hanya memiliki 3 kamar tidak seperti rumahnya yang dulu.
.
.
.

"Tugas dari guru matematika. Karena kau wakil ketua murid, jadi kau yang mengumpulkan" Seru Taeyang pada Seungmi sembari meyerahkan tumpukan kertas yang berisi tugas matematika. Seungmi mendengus tidak terima melihat tumpukan kertas itu kini ada diatas mejanya.
"Yoo Taeyang! Kau ketua muridnya! Kenapa tidak kau saja yang mengantarkannya ke ruang guru?!" Jerit Seungmi tidak terima.
"Untuk apa punya bawahan kalau tidak bisa disuruh? Lagi pula aku terpaksa menjadi ketua murid, jadi itu bukan salahku!" Balas Taeyang malas dan berlalu meninggalkan Seungmi untuk menuju kantin.
Seungmi menggerutu tak jelas saat ini, ia bahkan harus rela bergadang hanya untuk membatu sang ibu di rumah dan setidaknya ia berharap bisa beristirahat dengan tenang saat jam istirahat di sekolah tapi nyatanya tidak.
Inseong yang melihat tingkah Seungmi sedikit aneh dan mencoba bertanya pada gadis itu.
"Tidak ke ruang guru?" Tanya Inseong dan melirik kearah tumpukan kertas. Seungmi yang mengerti maksud dari pertanyaan Inseong hanya menghela napas dalam dan menatap malas kearah tumpukan kertas yang ada dihadapannya.
"Mau kubantu?" Tawar Inseong dan mengambil setengah dari tumpukan kertas, mengundang senyum rekah di wajah Seungmi.
"Terima kasih, kau memang baik" Seru Seungmi dengan semangatnya dan ikut mengambil tumpukan kertas itu. Dan merekapun mengantarkannya ke ruang guru.
"Akhir-akhir ini aku melihatmu selalu lesu, kenapa?" Tanya Inseong saat dalam perjalanan menuju ruang guru, Seungmi yang sedikit sulit menengok kearah Inseong hanya bisa melirik secara bergantian antara jalan dan Inseong yang berjalan disampingnya.
"Oh? Kau memperhatikanku? Ada beberapa masalah yang kualami" Jawab Seungmi yang tanpa sadar ia menceritakan masalahnya pada Inseong.
"Dan itu bukan hanya satu atau dua hal. Terkadang aku stres dibuatnya" Lanjut Seungmi yang mengundang anggukan pelan dari Inseong.
"Termasuk kau yang putus dari pacarmu?" Tanya Inseong yang membuat Seungmi membeku seketika, Inseong ikut menghentikan langkahnya dan menghampiri Seungmi yang tertinggal satu langkah di belakangnya.
Seungmi menatap tak percaya kearah Inseong, kenapa pula anak terpintar seangkatannya dan juga merupakan salah satu tuan muda perusahaan besar itu mengetahui tentang Seungmi yang bahkan biasa-biasa saja ini?
"Ouh, hum" Jawab seungmi tidak jelas yang membuat Inseong terkikih pelan.
"Ouh, hey kita sampai" Seru Inseong sebelum Seungmi meneruskan langkahnya yang padahal ruang guru berada disamping kanan mereka.
.
.
.

"Kau! Bisakah kau memikirkannya lagi? Aku tahu Kau baru saja pisah dengan Zuho, tapi sejak awal seharusnya aku yang berada disampingmu!" Seru pria yang kini berdiri didepan Seungmi, mereka berada di taman kota dengan sekaleng minuman soda ditangan mereka.
Seungmi meneguk malas sodanya, dan melirik singkat pria yang tiba-tiba berdiri ditengah pembicaraan mereka.
"Lee Dawon. Siapa bilang sejak awal? Aku tidak pernah meng-iya-kan ajakanmu barang sekalipun. Karena aku tahu itu hanya gurauan belaka" Seru Seungmi selanjutnya setelah puas dengan tenggorokannya yang sudah terbasahi.
Dawon kembali duduk disamping Seungmi dengan wajah tertekuk kesal. Apa salah jika Dawon terlalu sering bercanda? Itu menyenangkan bagi Dawon jadi ia terus melakukannya tak tahu kalau akibatnya akan membuat dawon ditolak beberapa kali oleh gadis yang ia sukai dan hanya dianggap sedang melucu.
"Aku selalu serius jika itu menyangkut tentang kau" Seru Dawon kemudian yang membuat Seungmi terkikih geli dan hampir tersedak minumannya.
"Aku tidak tahu jika seorang Lee Dawon bisa serius" Tawa Seungmi pecah dan memukul pundak Dawon saking gelinya akan ucapan seorang Lee Dawon.
"Tapi aku suka, kau selalu bisa menghiburku" Lanjut Seungmi dan sedikit menghapus air mata yang keluar dari sudut matanya karena terlalu larut dalam tawanya.
Dawon terdiam menatap gadis yang ia sukai itu, kenapa gadis itu bahkan tidak pernah menganggap perasaannya dengan serius? Tapi saat Dawon melihat tawa diwajah gadis itu ada kesenangan tersendiri yang membuat Dawon merasa puas meski ia tidak bisa memiliki gadis ini seutuhnya.
Dawon mengacak pelan rambut Seungmi yang masih sibuk mengkondisikan tawanya yang semakin menjadi ditambah perut Seungmi yang mulai terasa sakit saking kerasnya Seungmi tertawa.
"Oh, ya. Apa perusahaan ayahmu sudah lebih baik sekarang?" Tanya Dawon membuat tawa Seungmi berhenti seketika dan berdehem pelan.
"Ahem. Ya, sekarang sudah lebih baik" Jawab Seungmi ragu. Sebenarnya Seungmi hanya menceritakan tentang perusahaan ayahnya yang sedang dalam masa sulit tanpa memberi tahu bahwa perusahaan sang ayah sudah bangkrut bahkan rumah mereka yang disita.
Dawon tersenyum kaku, ia tahu gadis satu ini menyembunyikan sesuatu darinya tapi Dawon tak mau bertanya karena bahkan Seungmi tak mau bercerita padanya.
"Dan kenapa kau tidak pernah mengunjungi kelasku!!? Apa kau sudah membenciku?" Seru Dawon mencoba untuk mengganti topik karena Seungmi yang semakin tidak nyaman.
Seungmi tersenyum singkat dan memukul punggung Dawon keras.
"Jika aku ke kelasmu dan tanpa sengaja bertemu Zuho bagaimana?!" Jerit Seungmi yang membuat Dawon sadar sembari mengusap-usap punggungnya yang terasa perih.
"Kalau begitu jangan pernah ke kelasku! Aku yang ke kelasmu!" Seru Dawon dengan ekspresi lucu yang membuat Seungmi tertawa lepas lagi.
Ya, Dawon memang selalu bisa menghibur Seungmi. Mengenal seorang Lee Dawon memang bukanlah kesalahan, tapi Seungmi selalu merasa bersalah saat mereka bertiga kini semakin berjauhan semenjak Seungmi putus dengan Zuho tiga sekawan yang dulu selalu bersama kini terpisahkan. Itu salah Seungmi yang jatuh dalam pesona seorang Zuho.
"Aku merindukan masa-masa SMP kita" Gumam Seungmi tiba-tiba dan menatap langit yang bahkan tak berbintang.
Ya, saat SMP. Tahun pertama mereka, saat mereka bertiga masih bermain sebagai teman yang saling menjaga, bukan mencinta.
"Salahmu yang tidak bisa mengatur kadar kecantikanmu, membuat aku dan Zuho jatuh karenanya" Balas Dawon serius, namun itu membuat Seungmi kembali tertawa lepas.
.
.
.

"Menulis nama Inseong lagi?" Tanya Hana yang tiba-tiba muncul disamping Seungmi.
"Hum" Gumam Seungmi tak jelas dan hanya menatap bukunya yang penuh dengan coretan nama Kim Inseong.
"Sebenarnya untuk apa kau melakukan itu?" Hana yang memang sangat penasaran sejak awal sudah tidak bisa menahannya lagi.
"Hum? Ouh ini, terkadang aku berharap buku ini berubah menjadi Death Note dan terkadang aku berharap buku ini menjadi buku Cupid" Ungkap Seungmi sejujur-jujurnya, karena ia memang berharap seperti itu.
Hana menatap heran sang teman.
"Jadi, kau ingin membunuhnya atau membuatnya jatuh cinta padamu?!" Seru Hana membuat Seungmi terdengar seperti seorang pysco saja.
Seungmi melirik sinis kearah Hana dan itu cukup untuk membungkam mulut bocor gadis satu ini.
Memastikan tidak ada yang terlalu memperhatikan mereka berdua, Seungmi menghela napas pelan.
"Oh, hey! Aku punya cerita menarik. Kau mau mendengarnya?" Tawar Seungmi karena melihat Hana murung karena tingkahnya yang berlebihan.
"Cerita tentang apa?" Tanya Hana antusias dan merapatkan diri pada Seungmi.
"Dengarkan baik-baik" Seur Seungmi dan mencoba menetralkan suaranya.
"Ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang memiliki seorang permaisuri, satu orang putri dan beberapa pangeran lainnya" Buka Seungmi sebagai prolog ceritanya namun itu disanggah oleh Hana yang tidak sabaran.
"Apa itu dongen anak? Aku tidak mau mendengarkan jika itu hanya sebuah dongeng!" Seru Hana dan mencoba beranjak, namun ditahan oleh Seungmi.
"Bukan, ini bukan dongeng anak! Dengarkanlah aku baru mulai!" Seru Seungmi dan memaksa Hana duduk kembali.
"Jadi, kerajaan mereka di serang oleh kerajaan yang jauh lebih besar dari mereka dan keluarga kerajaan itu akhirnya harus hidup sebagai budak kerajaan yang telah mengalahkan mereka." Lanjut Seungmi bercerita, dan Hana mengangguk-angguk meresponnya yang ternyata itu terdengar seperti sebuah drama Sageuk ketimbang dongeng anak.
"Sang Puteri harus rela menjadi seorang Gisaeng dan tanpa sengaja bertemu dengan Putera mahkota kerajaan yang menghancurkan hidupnya. Tapi putera mahkota itu tidak tahu apa yang terjadi pada sang puteri adalah ulah ayahnya dan putera mahkota itu berbuat baik pada sang Puteri"
Hana terlihat terbawa suasana dan sedikit meremas tangan Seungmi.
"Sang puteri yang awalnya membenci putera mahkota itu bahkan pernah berniat membunuhnya mengalami dilema yang berat. Karena perlakuan putera mahkota membuat hatinya goyah" Lanjut Seungmi membuat Hana sedikit menggigit bibirnya karena terlalu gemas dengan cerita seungmi.
"Lalu bagaimana? Puteri itu mencintai putera mahkota?" Tanya Hana semangat.
"Untuk itu aku juga belum tahu. Belum ada kelanjutannya. Hehehe" Seru Seungmi kemudian dengan tawa membuat Hana mengkerucutkan bibirnya kesal.
"Sungguh seperti drama saja! Jadi apa aku harus menunggu minggu depan untuk tahu kelanjutannya?" Dengus Hana kesal.
"Entahlah, bisa satu minggu atau dua, satu bulan bahkan satu tahun? Tidak ada yang tahu Hana-ya" Jawab Seungmi yang membuat Hana semakin tidak sabaran.
Dan tanpa Seungmi tahu ada Inseong di barisan paling depan yang diam-diam mendengarkan cerita yang Seungmi buat dan sedikit tersenyum karenanya.
.
.
.

"Mengerjakan tugas?" Tanya Inseong pada Seungmi yang sibuk dengan bukunya membuat Seungmi dengan cepat menutup buku itu dan memasukannya ke kolong mejanya.
"Ouh? Oh iya" Jawab Seungmi berbohong. Ya, sebenarnya Sengmi sedang mencoret buku catatannya dengan nama orang yang sekarang ada dihadapannya saat ini.
"Ahh, kalau begitu makanlah ini sambil mengerjakannya" Ucap Inseong dan menyerahkan sekotak susu cokelat dan sebuah roti.
"Eh, untukku?" Tanya Seungmi bingung menatap roti dan sekotak susu yang kini berada ditangannya.
"Ya, makanlah. Kau terlihat semakin kurus" Tambah Inseong dan berlalu meninggalkan Seungmi.


~ Bersambung ~

Haiii Hooo!!!
Teman-teman, sedikit pemberitahuan; Cerita ini telah diupload oleh saya di Wattpad pribadi (bisa cek di tautan tersedia), alasan mengunggah ulang di blog ini adalah untuk semacam dokumentasi (?) entahlah, intinya seperti itu. 

Ke depannya saya akan mengupload di dua tempat (Wattpad dan Blogspot) silakan kunjungi Wattpad untuk menemukan lebih banyak cerita.
Terima Kasih.
Jangan lupa Like dan Komen!



Untuk Berinteraksi dengan saya, silakan kunjungi:
¬ Innersyn's Wattpad
¬ Innersyn's Instagram
¬ Innersyn's Twitter
¬ Innersyn's Facebook

Fanfiction [SF9] ー Around Farewell ¬ Chap. 10

Cast : OC’s Shim  Seungmi  |  SF9 ’s (Kim  Inseong ,  Baek   Zuho , Lee  Dawon ) | Slight OC’s &  SF9 ’s Member Genre: Romance ...